Bisnis, Pangkalan Bun – Emitem perkebunan dan pengolahan sawit Grup Rajawali, PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) menargetkan untuk bisa merampungkan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) pada semester I/2025.
Direktur BWPT Andrew Haryono menyampaikan perseroan akan mengembangkan PLTBg berkapasitas 2,1 hingga 2,4 Megawatt (MW) di wilayah operasional anak usaha, PT Bumilanggeng Perdanatrada (BLP) di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Listrik PLTBg nantinya digunakan untuk operasional pabrik Kernel Crushing Plant (KCP). “Adanya listrik tambahan dari biogas fokusnya akan digunakan untuk operasional KCP sekitar 1,8 MW. Bila ada kelebihan energi listrik, baru disalurkan ke pabrik pengolahan kelapa sawit ataupun mess karyawan,” kata Andrew kepada Bisnis saat kunjungan ke area perkebunan BLP, Selasa (22/8).
Menurutnya, integrasi proyek PLTBg dan KCP merupakan implementasi kombinasi praktik ekonomi yang baik, environmental, social and governance (ESG), dan teknologi. Salah satu alasannya, bahan bakar PLTBg berasal Palm Oil Mill Effluent (POME) atau limbah cair kelapa sawit yang berasal dari sisa olahan di pabrik.
Operasional PLTBg juga berpotensi memberikan karbon kredit bagi BWPT, karena mengurangi emisi CO2 perusahaan. Namun, tanpa karbon kredit pun, sambung Andrew, PLTBg masih memberikan skala ekonomi yang baik bagi Perusahaan.
“Kredit karbon [dari PLTBg] bagi kami hanya bonus. Proyek PLTBg tetap berjalan Bersama dengan KCP,” tuturnya.
Investasi PLTBg diperkirakan tidak sampai US$5 juta atau sekitar Rp75 miliar (estimasi kurs Rp15.000 per dolar AS). Dalam pengembangan PLTBg, BWPT akan menggaet pihak eksternal yang sudah ahli di bidangnya.
“Saat ini kami sedang melakukan beauty contest [lelang terbatas] dengan pihak ketiga yang ahli di bidangnya,” jelasnya.
Pada 2020, BWPT sudah mengoperasikan PLTBg Sukadamai di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, untuk mengelola POME menjadi energi litrik.
Sumber : Bisnis Indonesia